Selasa, 28 Maret 2017

LANDASAN PEDAGOGIS BIMBINGAN DAN KONSELING

LANDASAN PEDAGOGIS BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setelah memahami pengertian bimbingan dan konseling pada materi sebelumnya, kami dalam makalah ini akan menguraikan berbagai hal yang menjadi landasan pelayanan bimbingan dan konseling. Landasan tersebut meliputi landasan, pedagogis yang akan kami jelaskan.
Uraian tentang landasan salah satu bagian dari pendidikan yang amat penting dalam upaya untuk memeberikan bantuan (pemecahan masalah) motivasi agar peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

B.     Rumusan Masalah
1.       Apakah yang dimaksud dengan landasan bimbingan dan konseling ?
2.       Apa yang dimaksud dengan pengertian landasan pedagogis?
3.       Bagaimana  layanan pedagogis dalam bimbingan dan konseling?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui landasan bimbingan dan  konseling
2.      Untuk mengetahui pengertian landasan pedagogis
3.      Untuk mengetahui landasan pedagogis dalam bimbingan dan konseling.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Landasan Bimbingan dan Konseling

Landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti landasan dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau pun landasan pendidikan secara umum.
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien). Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999), ada beberapa landasan bimbingan dan konseling, yaitu Landasan filosofis, landasan religius, landasan psikologi, landasan sosial budaya, landasan ilmiah dan teknologi, serta landasan pedagogis.

B.     Pengertian Landasan Pedagogis
Landasan pedagogis adalah salah satu bagian dari pendidikan yang amat penting dalam upaya untuk memeberikan bantuan (pemecahan masalah) motivasi agar peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Menurut Uyoh Saduloh (2010: 1), ” landasan pedagogik ilmu yang membahas pendidikan yaitu ilmu pendidikan anak. Jadi, mencoba menjelaskan tentang seluk beluk pendidikan anak. Pedagogik merupakan teori pendidikan anak.
Menurut Darji Darmodiharjo (sadullah, 2010:2). ” ialah menunjukan usaha yang lebih ditunjukan kepada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan, dan lainnya. Guru seharusnya mengayomi siswa dengan memberikan contoh teladan.

C.    Layanan Landasan Pedagogis
Bimbingan dan konseling itu identik dengan pendidikan. Artinya ketika seseorang melakukan praktik bimbingan dan konseling berarti ia sedang mendidik., dan begitupula sebaliknya. Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial ( Budi Santoso, 1992)
 Landasan pedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu:

1Pendidikan sebagai upaya pengembangan Individu: Bimbingan merupakan bentuk upaya pendidikan
Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Seorang bagi manusia hanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan budaya hanya melalui pendidikan. Tanpa pendidikan, bagi manusia yang telah lahir itu tidak akan mampu memperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialisasinya, kesosilaanya dan keberagamaanya.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat (1) ditegaskan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tujuan bimbingan dan konseling tidak boleh menyimpang dengan tujuan pendidikan nasional, yakni yang terdapat dalam Undang-Undang No. 20/2003 juga, disebutkan bahwa :
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Integrasi bimbingan dan konseling dengan pendidikan juga tampak dari dimasukkannya secara berkesinambungan berbagai program pelayanan bimbingan dan konseling ke dalam program-program sekolah dan madrasah.

2.  Pendidikan sebagai upaya pengembangan Individu: Bimbingan merupakan bentuk upaya pendidikan
Indikator utama yang menandai adanya pendidikan ialah peserta didik yang terlibat di dalamnya menjalani proses belajar  dan kegiatan bimbingan konseling bersifat normatif.
Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh klien-kliennya. Kesadaran ini telah tampil sejak pengembangan gerakan Bimbingan dan Konseling secara meluas di Amerika Serikat . pada tahun 1953, Gistod telah menegaskan Bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses yang berorientasi pada belajar,  belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri, belajar untuk mengembangkan dan merupakan secara efektif berbagai pemahaman.. (dalam Belkin, 1975). Lebih jauh, Nugent (1981) mengemukakan bahwa dalam konseling klien mempelajari ketrampilan dalam pengambilan keputusan. Pemecahan masalah, tingkah laku, tindakan, serta sikap-sikap baru . Dengan belajar itulah klien memperoleh berbagai hal yang baru bagi dirinya; dengan memperoleh hal-hal baru itulah klien berkembang.

3. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan Bimbingan tujuan dan konseling
Bimbingan dan konseling mempunyai tujuan khusus ( jangka pendek ) dan tujuan umum ( jangka panjang ). Mengutip pendapat Crow and Crow, Prayitno dan Erman Amti menyatakan bahwa tujuan khusus dalam pelayanan bimbingan dan konseling ialah membantu individu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, sedangkan tujuan umumnya ialah bimbingan itu sendiri.
Tujuan Bimbingan dan Konseling disamping memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal itu dapat dimengerti karena program-program bimbingan dan konseling meliputi aspek-aspek tugas perkembangan individu, khususnya yang menyangkut kawasan kematangan pendidikan karier, Kematangan personal dan emosional, serta kematangan sosial, semuanya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SLTP) dan pendidikan menengah (Borders dan Drury, 1992). Hasil-hasil bimbingan dan konseling pada kawasan itu menunjang keberhasilan pendidikan pada umumnya.


























BAB III
PENUTUP

A.   Simpulan
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakikatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling.
Landasan pedagogis adalah salah satu bagian dari pendidikan yang amat penting dalam upaya untuk memeberikan bantuan (pemecahan masalah) motivasi agar peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Landasan pedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu pendidikan sebagai upaya pengembangan individu (bimbingan merupakan bentuk upaya pendidikan),  pendidikan sebagai upaya pengembangan Individu (bimbingan merupakan bentuk upaya pendidikan), pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan (bimbingan tujuan dan konseling).

B.   Saran
Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang berkembang dan berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini.
Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah siswanya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus.
Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pembelajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitian guru tidak terjebak pada praktek pembelajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namum kenyataannya justru mematikan kreativitas para siswanya. Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pembelajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.


 Demikian,semoga bermanfaat ;D


 DAFTAR PUSTAKA

W.S, Winkel, 1991, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta : PT Grasindo.
Yusuf, Syamsu dan Nurishan, A. Juntika, 2006, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : Remaja Rosdakarya
Prayitno dan Amti, Erman, 2004, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Rineka Cipta.
Fauzi,imron. 2008. Pelayanan bimbingan dan konseling. Diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Pk 11:43.
Bongga.pengertian landasan  Diapedagogis dan lain lain. Diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Pk 11:53
nurazizah,yunia. landasan pedagogis bimbingan dan konseling. Diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Pk 12:38.
Susanto,diana. Diakses pada tanggal 28 Maret 2017 Pk. 12:41. http://dianasusanto.blogspot.co.id/2013/12/makalah-landasan-dan-bimbingan-konseling.htm/